typoghraphy oleh ilhamyoga |
Hi Sobat CHIP smala, udah lama ngga update nih.. kalian udah denger kabar kalo teknologi CDMA bakal dimatikan atau dinonaktifkan ?? apa ?? beneran ?? barusan denger ??
CDMA (Code Division Multiple Access) memang sempat digadang-gadang menjadi teknologi yg lebih murah dan memberikan layanan data yg lebih baik, sebentar lagi dikabarkan akan dimatikan pada tahun 2014. Padahal, di Indonesia teknologi
tersebut masih jamak digunakan. Celakanya, bila CDMA tidak bisa dioperasikan
lagi di Indonesia, maka operator bersangkutan harus segera bermigrasi ke LTE.
Hal ini berarti juga memaksa para pelanggan CDMA untuk berganti perangkat dan
teknologi.
Dikutip dari ExtremeTech, Deutsche Bank dbaccess Media , Internet , dan Telecom konferensi kemarin , Verizon keluar dengan mendukung ponsel LTE. Fran Shammo , CFO Verizon , menegaskan bahwa sekali voice over LTE ( VoLTE ) yang diluncurkan di seluruh jaringan ,hanya ponsel LTE nantinya yang akan menggebrak penjualan dipasaran . Tahun lalu , Verizon telah mengumumkan awal 2014 untuk tanggal peluncuran teknologi VoLTE, sehingga tidak mengherankan bahwa Shammo melihat akhir 2014 sebagai waktu yang tepat untuk mulai menonaktifkan dukungan CDMA .
LTE telah digunakan di sebagian besar Amerika Serikat . Tidak hanya itu secara substansial LTE lebih cepat dari teknologi HSDPA CDMA " 3G " standar , dan bahkan melebihi kecepatan yang ditawarkan oleh ISP kabel . .
Secara teknologi, memang terlihat bahwa CDMA sudah buntu. Perkembangan yang dimulai dari CDMA 2000 1X yang bergerak 1x Advanced kemudian CDMA EX-DO, Rel. 0, Rev. A, Rev. B, kemudian
berhenti di DO Advanced. DO Advanced untuk uplink mampu hingga 5,4 Mbps
sementara untuk downlink mencapai 14,7 Mbps. Namun teknologi ini tidak menyelamatkan
diri dari persaingan dari teknologi berbasis GSM sudah demikian maju dengan 3G
yang mampu menawarkan kecepatan hingga 45 Mbps.
Belum lagi soal alokasi
frekuensi, yang rata-rata seperti Telkom Flexi, BTEL dengan Esia-nya, Indosat
Star One, maupun Smartfren rata-rata hanya mendapat 5 MHz. Bahkan star One
hanya dialokasikan 2,5 MHz. Padahal, sekarang saja untuk bersaing di data 5 MHz
dirasa kurang, bahkan operator 3G yang memiliki alokasi 10 MHz perlu menambah
frekuensi, sebab ada korelasi antara frekuensi dengan jumlah pengguna yang
dapat dilayani secara bersamaan, dengan kecepatan masing-masing pengguna.
Karena itu tidka heran jika Telkom akan melikuidasi Flexi
dan menggesernya menjadi pengguna Telkomsel. Hal yang sama akan dilakukan
Indosat. Star One akan juga dimatikan dan frekuensi yang ada akan dipakai untuk
GSM mereka di 900 MHz yang sekarang juga sudah bisa dipakai untuk 3G. Meski
masih dalam proses, nampaknya keputusan melikuidasi tersebut sudah menjadi
harga mati. Usaha yang terus merugi, teknologi yang tidak berkembang, akan
membuat CDMA hanya akan jadi kenangan.
Dan yang saya pikirkan adalah bagaimana operator cdma besar seperti Smartfren akan menanggapi hal ini. Smartfren atau yang dikenal juga dengan PT Smartfren Telecom
merupakan salah satu pemain besar di industri telekomunikasi nirkabel Indonesia
yang menggunakan lisensi Fixed Wireless Access (FWA). Selama ini, mereka fokus
mengembangkan telekomunikasi dengan jaringan CDMA di Indonesia dengan teknologi
EV-DO Revision B Fase 2 yang kecepatannya transfer datanya disebut mampu
mengungguli teknologi 3,5G.
Jika CDMA mati, maka baik pengguna maupun pihak Smartfren
akan merugi besar. Hal ini dikarenakan Smartfren masih jadi salah satu penyedia
layanan internet yang banyak dicari orang Indonesia? Selain itu, smartphone
CDMA yang dibandrol dalam produk Andromax pun banyak dicari orang. Jika diminta
pindah ke LTE, maka perangkat ini tak akan bisa lagi digunakan.
SiteRefrence
ExtremeTech
dan pelbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar