Jumat, 20 Desember 2013

CDMA akan dinonaktikan ??

typoghraphy oleh ilhamyoga

Hi Sobat CHIP smala, udah lama ngga update nih.. kalian udah denger kabar kalo teknologi CDMA bakal dimatikan atau dinonaktifkan ?? apa ?? beneran ?? barusan denger ??

CDMA (Code Division Multiple Access) memang sempat digadang-gadang menjadi teknologi yg lebih murah dan memberikan layanan data yg lebih baik, sebentar lagi dikabarkan akan dimatikan pada tahun 2014. Padahal, di Indonesia teknologi tersebut masih jamak digunakan. Celakanya, bila CDMA tidak bisa dioperasikan lagi di Indonesia, maka operator bersangkutan harus segera bermigrasi ke LTE. Hal ini berarti juga memaksa para pelanggan CDMA untuk berganti perangkat dan teknologi.

Dikutip dari ExtremeTech, Deutsche Bank dbaccess Media , Internet , dan Telecom konferensi kemarin , Verizon keluar dengan mendukung ponsel LTE. Fran Shammo , CFO Verizon , menegaskan bahwa sekali voice over LTE ( VoLTE ) yang diluncurkan di seluruh jaringan ,hanya ponsel LTE nantinya yang akan menggebrak penjualan dipasaran . Tahun lalu , Verizon telah mengumumkan awal 2014 untuk tanggal peluncuran teknologi VoLTE, sehingga tidak mengherankan bahwa Shammo melihat akhir 2014 sebagai waktu yang tepat untuk mulai menonaktifkan dukungan CDMA .

LTE telah digunakan di sebagian besar Amerika Serikat . Tidak hanya itu secara substansial LTE lebih cepat dari teknologi HSDPA CDMA " 3G " standar , dan bahkan melebihi kecepatan yang ditawarkan oleh ISP kabel . .

Secara teknologi, memang terlihat bahwa CDMA sudah buntu. Perkembangan yang dimulai dari CDMA 2000 1X yang bergerak 1x Advanced kemudian CDMA EX-DO, Rel. 0, Rev. A, Rev. B, kemudian berhenti di DO Advanced. DO Advanced untuk uplink mampu hingga 5,4 Mbps sementara untuk downlink mencapai 14,7 Mbps. Namun teknologi ini tidak menyelamatkan diri dari persaingan dari teknologi berbasis GSM sudah demikian maju dengan 3G yang mampu menawarkan kecepatan hingga 45 Mbps. 

Belum lagi soal alokasi frekuensi, yang rata-rata seperti Telkom Flexi, BTEL dengan Esia-nya, Indosat Star One, maupun Smartfren rata-rata hanya mendapat 5 MHz. Bahkan star One hanya dialokasikan 2,5 MHz. Padahal, sekarang saja untuk bersaing di data 5 MHz dirasa kurang, bahkan operator 3G yang memiliki alokasi 10 MHz perlu menambah frekuensi, sebab ada korelasi antara frekuensi dengan jumlah pengguna yang dapat dilayani secara bersamaan, dengan kecepatan masing-masing pengguna.

Karena itu tidka heran jika Telkom akan melikuidasi Flexi dan menggesernya menjadi pengguna Telkomsel. Hal yang sama akan dilakukan Indosat. Star One akan juga dimatikan dan frekuensi yang ada akan dipakai untuk GSM mereka di 900 MHz yang sekarang juga sudah bisa dipakai untuk 3G. Meski masih dalam proses, nampaknya keputusan melikuidasi tersebut sudah menjadi harga mati. Usaha yang terus merugi, teknologi yang tidak berkembang, akan membuat CDMA hanya akan jadi kenangan.

Dan yang saya pikirkan adalah bagaimana operator cdma besar seperti Smartfren akan menanggapi hal ini. Smartfren atau yang dikenal juga dengan PT Smartfren Telecom merupakan salah satu pemain besar di industri telekomunikasi nirkabel Indonesia yang menggunakan lisensi Fixed Wireless Access (FWA). Selama ini, mereka fokus mengembangkan telekomunikasi dengan jaringan CDMA di Indonesia dengan teknologi EV-DO Revision B Fase 2 yang kecepatannya transfer datanya disebut mampu mengungguli teknologi 3,5G.

Jika CDMA mati, maka baik pengguna maupun pihak Smartfren akan merugi besar. Hal ini dikarenakan Smartfren masih jadi salah satu penyedia layanan internet yang banyak dicari orang Indonesia? Selain itu, smartphone CDMA yang dibandrol dalam produk Andromax pun banyak dicari orang. Jika diminta pindah ke LTE, maka perangkat ini tak akan bisa lagi digunakan.


SiteRefrence
ExtremeTech
dan pelbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...